Friday, September 22, 2017

Belajar dan Berkarya bersama PS. Sisilia


Bernaung dibawah nama besar Santa Caecillia, kor yang dibentuk sejak tahun 2012 ini lebih dikenal dengan sebutan PS. Sisilia tak hanya terdengar di paroki Imanuel saja,tapi juga di paroki-paroki lain di TPW Manokwari.  ‘Sisilian’ merupakan panggilan dari mereka yang terlibat didalamnya, dan mereka  adalah Kor yg sebagian besar kaum muda yang bukan hanya milik Paroki Imanuel tapi diluar dari itu bahwa anggotanya adalah mereka yang suka belajar bernyanyi / paduan suara, pemazmur, dan solis2 yang ‘ingin belajar’ musik liturgi.
Walau bukan merupakan komunitas sah dari paroki, ternyata belum banyak yang mengetahui bahwa tugas yang diemban Sisilian di paroki sangat banyak dan berat. Salah satunya adalah tugas  sebagai “ban serep” bagi kor lingkungan atau wilayah, komunitas, dan yang lainnya yang tidak bisa memenuhi tugas.

Selain tugas misa mingguan, PS.Sisilia juga sering kali bertugas pada tiap-tiap misa besar atau hari raya gereja, ataupun pelayanan Sakramen. Hal ini sudah dijalani sejak pertama kali dibentuk. Anggotanya saat ini  yang telah ‘lebih berani’ sering kali diminta untuk membantu lingkungan-lingkungan sebagai  ‘motor penggerak’ untuk memperlancar latihan bernyanyi dengan baik dan benar, terutama saat menghadapi tugas misa minggu dan hari raya.
Banyak juga umat yang minta bantuan Sisilian untuk menyanyi dalam misa peringatan arwah maupun pernikahan, juga sakramen lainnya (Tahbisan Imam, kaul kekal, Krisma, Sambut baru, dll) Dan PS. Sisilia tidak pernah sekalipun memasang “harga”, karena sadar akan tugasnya sebagai ‘pelayan’ dan bukan kor “profesional”

Tapi ironisnya,seiring bertambahnya usia, gaung yang terdengar di sejumlah paroki lain terkadang berimbang pula dengan “image negatif” yang sudah terlanjur melekat pada tubuh PS.Sisilia itu sendiri sejak dibentuk. Bahkan ada yang masih saja mempertanyakan “apa’ dan “siapa” sisilian itu.
Terkadang ada yang menilai bahwa PS. Sisilia itu adalah kor “mahal”. Benar-benar berita yang sangat jauh dari kenyataan. Entah darimana berita itu berasal dan beredar,yang jelas hal tersebut adalah berita yang tidak benar. Sisilian selama melayani koor Pengantin, Requiem, ucapan syukur dll tidak pernah menaruh harga, namun biasanya keluarga yang memiliki hajat memberikan ucapan terima kasih dalam bentuk ‘dana sukarela’ hal ini tidak dinikmati oleh satu dua orang namun akan berbentuk kopian lagu-lagu baru dan sudah tentu operasional sebuah paduan suara.

Anggota Sisilian yang ada sekarang ini hanyalah segelintir orang yang benar-benar ingin memuliakan Tuhan dengan tulus,tanpa membeda-bedakan dan tanpa pamrih. Tetap setia dalam tugas dan pelayanan.
Aris yang bergabung di Sisilian kurang lebih 1 tahun ini. Selain karena diajak, ia mengatakan “Yang membuatnya tertarik bergabung dengan sisilian karena cara-cara berlatihnya, menyanyinya harus dengan baik dan benar. Anggota Sisilian walaupun terpencar mereka selalu solid dan kompak, yang paling membuatnya betah karena anggota-anggotanya kocak dan gila-gilaan (dalam keseharian/ bukan di misa) rasanya tidak mau sekali alpa kalau pelayanan bersama sisilian."

Mami Zita Ngotra termasuk salah satu pendiri sisilian ini mengatakan "Sisilian harus  mempelajari hal-hal baru." Menurutnya sisilian dalam kondisi yang “dipepet” apapun harus tetap tidak putus asa, tetap semangat untuk meluhurkan namaNya.

Prast salah satu organis menuturkan, ”Sisilian yang sekarang ini adalah  yang sebenarnya,ditengah ketidakyakinan pihak tertentu, sisilian tetap tidak pudar dan bersemangat untuk melayani Tuhan dengan tanpa imbalan. Sisilian yang minor ini justru menggambarkan Sisilian yang sederhana,seperti Yesus ”.  Menurutnya kondisi keanggotaan Sisilian saat ini sama prihatinnya dengan komunitas lain di kebanyakan paroki  yang hanya jadi “penonton” saja.

Demikian juga dengan Maria Dou, yang bersemangat untuk memuji Tuhan dalam setiap pelayanan, "Bergabung untuk menjadikan sisilia sebagai sarana belajar lagu-lagu liturgi yang baru. Dengan bergabung di PS.Sisilia membuatnya mengerti bagaimana bernyanyi yg benar dengan dinamik juga pengucapannya.  Banyak hal yang luar biasa. Tambah ilmu, kebersamaan  dan persaudaraan yang hebat, itu yang membuatku bertahan sampai sekarang” katanya bersemangat.  

Petraningsih mengungkapkan ketertarikannya dengan Sisilian karena “Selain bisa nambah temen, saya suka bernyanyi dan bisa jadi ajang belajar nyanyi lho”, ungkapnya.

Sedangkan adiknya Florenz Sirait mengatakan motivasinya ikut bergabung dengan sisilia yakni :
Bisa melayani Tuhan, suasana persahabatan,  kekompakkan dan kebersamaan sisilia yang tidak ditemukan di paduan suara lainnya, agak sedikit lebih berbeda, disinilah Sisilia menjadi tempat melatih dan mengembangkan talenta

Om Benediktus Sabubun pun menanggapi pada dua point penting di Sisilian, yaitu:
1. Sisilia sebagai bagian dari umat yang berupaya membangun kesadaran serta menghadirkan Musik Liturgi sebagai bagian dari liturgi itu sendiri
2. Sisilia itu sebagai sarana pembelajaran bagi siapa saja dalam konteks musik liturgi & paduan suara.

Lalu ada yang pernah bilang, kalo bergabung di sisilia nanti di tes dulu, itu yang membuat sebagian orang cukup ‘ngeri’ dengan sisilian, padahal pada kenyataannya tidak ada kriteria khusus apalagi “audisi” untuk jadi anggota Sisilian. Yang penting sadar diri bisa bernyanyi dengan baik dan benar  dan selalu ada niat dan keinginan untuk belajar bersama.

Mari bersama melayani sesama dan Tuhan lewat nyanyian.
Mari belajar bersama dan berkarya bersama di dalam namaNya.



No comments:

Post a Comment

Ti Ringrazio O Mio Signore 2